DENGAN alasan sedang in atau pertimbangan
model yang bagus, orang memilih sepatu yang sebenarnya tidak nyaman
dikenakan. Akibatnya, berbagai masalah pada kaki pun muncul. Padahal,
nyaman dan menyehatkan adalah faktor penting dalam memilih alas kaki.
Kaki
merupakan penopang tubuh yang penting keberadaannya. Maka itu,
pemilihan alas kaki pun harus dilakukan dengan cara yang tepat dan
nyaman dikenakan di kaki. Hal ini dibenarkan oleh Dr Meidy H Triangto
SpRM, dokter spesialis rehabilitasi medik. Menurut dia, pada dasarnya
fungsi alas kaki adalah penopang tubuh. Jadi, yang penting adalah nyaman
dan menyehatkan.
Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Mitra
Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, ini mengatakan, biasanya wanitalah yang
paling berisiko terkena gangguan kesehatan pada bagian kaki. Pasalnya,
wanita gemar menggunakan sepatu berhak tinggi termasuk sepatu dengan sol
terlalu datar. Sepatu hak tinggi memang mengundang banyak risiko,
lantas apa risiko yang bisa diakibatkan dengan mengenakan sepatu bersol
datar?
Menurut Meidy, langkah paling tepat dalam memilih sepatu
bersol datar adalah dengan memilih sepatu yang bagian depannya tidak
datar sekali atau ada sol setinggi satu hingga tiga sentimeter. Dengan
demikian, pemakainya pun akan nyaman ketika menggunakan sepatu ini untuk
berjalan. Jika pemakaian sepatu teplek yang tanpa sol sepatu setinggi
yang telah disebutkan, maka kelak saat tua, pemakainya bisa mengalami
radang sendi. Bisa juga peradangan pada pinggul,” kata Meidy.
Untuk
sepatu, Meidy menyarankan agar memilih yang ringan karena mempengaruhi
pengeluaran energi, lembut di bagian dalam, tidak mengubah anatomi
telapak kaki, alasnya tidak selip, terutama bila berhak tinggi, dan
tinggi haknya maksimal 3–5 cm.
Kalau itu adalah risiko yang didapat karena mengenakan sepatu bersol datar, sepatu high heels
malah mempunyai daftar lebih panjang risiko gangguan kesehatan. Mulai
dari yang ringan hingga serius. Bagaimana tidak, kaki dipaksa untuk
berada pada kondisi yang tidak normal pada waktu yang lama. Penyakit
ringan yang bisa diderita, misalnya saja timbul beberapa masalah
kesehatan pada kaki. Sebut saja, lapisan kulit menebal atau kapalan yang
biasa terjadi pada ujung jari-jari kaki.
Tidak berhenti di situ,
kaki yang bengkak ini bisa menimbulkan masalah lain. Seperti radang
sendi, keseleo, nyeri, kaku di persendian tulang, masalah beban tubuh
yang berpusat di kaki bagian tumit, serta stres pada kaki. “Dan yang
lebih parah lagi, high heels juga dapat menyebabkan cedera pada otot
kaki, nyeri sendi punggung, varises, tulang belakang bengkok, sakit pada
tulang telapak kaki, sampai masalah yang lebih kompleks seperti
osteoporosis,” tutur Meidy.
Varises merupakan penyakit yang
diderita oleh Yuni Widiasari ketika dirinya lepas dari bangku kuliah.
Wanita berusia 27 tahun ini mengalami varises sejak bekerja menjadi staf
humas di sebuah hotel berbintang. Lantaran penyakit ini, Yuni sering
mengalami kesemutan dan nyeri di bagian paha dan betis, belum lagi
urat-urat di bagian betis yang semakin tampak dan berwarna kehijauan
jika sedang tegang. “Yah tapi mau bagaimana lagi, memang ini tuntutan
pekerjaan,” katanya. Selain varises, penyakit lain yang umumnya diderita
wanita penggemar sepatu hak tinggi adalah yang dikenal dengan nama hallux valgus.
Penyakit ini merupakan perubahan struktur telapak kaki, di mana tulang
ibu jari kaki menyimpang ke arah luar dan dapat menyebabkan infeksi.
Solusi penyembuhannya dengan operasi.
Studi tentang bahaya penggunaan high heels
bagi kesehatan telah dilakukan oleh beberapa ahli. Salah satunya yang
dilakukan oleh Dr Casey Kerrigan, profesor medis dan rehabilitasi di
University of Virginia, USA. Hasil dari penelitian yang dilakukannya, high heels selain dapat menyebabkan risiko penyakit yang telah disebutkan, penggunaan high heels juga menyebabkan perempuan menderita nyeri lutut dua kali lebih banyak ketimbang pria.
Riset yang dilakukan Dr Casey menunjukkan, pemakaian stiletto menyebabkan tekanan pada lutut dan pinggul meningkat 25 persen setiap kali melangkah, seperti dikutip dari webmd.com. Selain karena faktor sepatu, faktor lain penyebab masalah kaki adalah penuaan.
Dikatakan
Meidy, semakin bertambahnya umur, maka kaki akan menjadi lebih lebar
dan panjang. Bantalan kaki di tumit dan ujung kaki pun akan menipis.
Selama bertahun-tahun kita biasanya berjalan dengan posisi alamiah.
Efeknya akan memperkuat kaki dan tumit. Namun, ketika seorang perempuan
memakai sepatu hak tinggi dengan tinggi 5 cm atau lebih, maka kakinya
tidak lagi menahan beban secara merata dan akan sulit menjaga
keseimbangan.
Boleh saja memakai high heels, asalkan mengikuti anjuran yang disarankan. Sebut saja menggunakan high heels
hanya untuk acara tertentu. Hal ini agar terhindar dari risiko masalah
kesehatan akibat pemakaian setiap hari. “Kalau di kantor harus
menggunakan sepatu ini, usahakan untuk memakainya tidak lebih dari dua
jam. Kalau sedang duduk, lepas saja sepatunya,” beber Meidy. Bisa juga
Anda memakai sepatu yang nyaman seperti keds atau sepatu santai dari dan
menuju kantor. Setiba di kantor, gunakan high heels.
Meidy
juga menyarankan untuk membatasi tinggi hak, yakni tidak lebih dari 3
cm untuk penggunaan sehari-hari. Tinggi hak ini memungkinkan tumit
terangkat sedikit dan melonggarkan tendon achilles sehingga saat
berjalan tidak terjadi tarikan keras di urat kaki.
sumber: http://lifestyle.okezone.com/read/2010/07/30/27/358011/search.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar